Kamis, 06 Januari 2022

Mengikuti Vaksinasi Covid-19

Setelah covid-19 masuk ke tanah air selama beberapa bulan, dan saya pun sering bepergian ke tempat yang kemungkinan besar terkontaminasi covid-19. Saya selalu disiplin cuci tangan dan pake masker dan bermodal niat baik buat bekerja. Kemudian ada salah satu teman yang mengajak untuk vaksinasi dan dari pengetahuan saya vaksin itu untuk memperkenalkan virus covid-19 ke sistem imun tubuh sehingga kalau terifeksi virus covid-19 bisa sembuh lebih cepat sehingga saya antusias untuk ikut. Sialnya saat hari vaksinasi bareng teman saya itu ada miskomunikasi yang hasilnya saya tidak tahu kalau hari itu vaksinasi dan gagal ikut vaksinasi covid-19 hari itu. 

Akhirnya saya cari di website yukvaksin dan tinggal menunggu jadwal vaksinasinya. Setelah menunggu beberapa hari dapat pemberitahuan untuk vaksinasi pada tanggal 27 Juli 2021 di Pasar Seni Gabusan Bantul. Pagi hari sebelum vaksin aku sarapan dulu dan jam 8 berangkat ke tempat vaksinasi dan sampai sana antrian panjang banget, ditambah ada salah satu laptop yang tidak berfungsi di bagian pendaftaran. Vaksinasi selesai sekitar jam 1 siang, kemudian saya makan siang dan terus pulang.

Sesampainya di rumah mulai terasa badan lemes dan meriang, sehingga secara instinc aku mulai banyak minum air putih dan mengurangi makan. Selama tiga harian badan terasa kacau banget dan di hari ketiga demam sudah mulai mereda dan memutuskan untuk pergi ke Kebumen untuk mengambil barang tertentu, dan paginya balek lagi ke jogja karena ada kerjaan. Dalam suasana hujan rintik-rintik dan badan terasa lemes akhirnya berhasil sampai Bantul lagi dan otomatis telah menempuh perjalanan 2 x 100 km dengan motor shogun. Sesampainya di Bantul langsung tidur dan badan terasa demam tinggi banget dan mulai tidak bisa mencium bau. Sempat posting di facebook kenapa kok dampak vaksinnya tidak hilang setelah 5 hari lebih padahal seharusnya tidak lebih dari 3 hari. Ada teman yang komentar mungkin terinfeksi covid-19 dan ada pula yang komentar memang dampak vaksin seperti itu. Pada hari ke enam sempat mau periksa ke puskesmas tapi karena badan terasa agak aneh instinc aku memutuskan untuk menunda dan balek ke rumah di bantul untuk bed-rest supaya imun tubuh lebih efektif melawan infeksi.

Demam berlangsung selama 2 mingguan setelah itu demam berangsur hilang tapi tubuh masih terasa dingin dan belum bisa mencium bau apa-apa. Dan setelah minggu ke-3 baru badan terasa agak pulih dan mulai bisa mencium bau. Selama 3 minggu itu saya benar-benar bed rest, tidak ngurusin kerjaan coding dan tetap rajin sholat 5 waktu, berdoa semoga diberikan kesembuhan  dan selalu pake masker ganda di luar maupun di dalam rumah kecuali pas sendirian di dalam kamar.

Sekitar sebulan kemudian saya dapat jadwal vaksinasi tahap ke dua. Di situ saya menanyakan ke dokter penanggung jawabnya kenapa kok vaksinasi pertama saya lama banget dan gejalanya agak parah dan jawabannya mengagetkan karena saya dianggap telah terpapar covid-19 tetapi tidak sempat dites, dan kemudian dokternya tetap memperbolehkan saya untuk vaksinasi tahap kedua hari itu.

Andai saja saya kemarin memaksakan diri untuk periksa ke puskesmas mungkin akan jelas apakah saya benar-benar telah terpapar covid-19 atau tidak, dan menurut saya memang benar dan kemungkinan terpapar covid-19 pada saat berada di rumah di Kebumen.

Tidak ada komentar:

Creating Linux Daemon or Windows Service with Lazarus

Daemon Application in Linux or Service Application in Windows is an application that running in the background, usually automatically starte...